Rabu, 05 Agustus 2009
Masih di bulan puasa. Kala itu malam minggu, orang-orang sibuk buka puasa di luar. Ada yang sama pacarnya ataupun teman kampusnya. Dan yang tersisa tinggalah 6 bidadari cantik yang longdistance dengan para peliharaannya. (eh maksudnya kekasihnya). Sungguh malang sekali.

"buka di luar yuk", ajak mbassiw yg berasal dari Boyolali.

"dimana?", tanya ringring

"terserah deh dimana aja. Bosen nih di kost mulu".

"mending bukanya di kost aja, tapi tar makannya di luar", si tante yang daritadi asyik melototin infotainment mulai angkat bicara.

"iya kayak gitu aja. Tapi mau pake apa? Motor kan cuma dua", ujar kodel tidak mau ketinggalan bersuara.

"kan ada motor mbak dindon. Kita pinjem aja. Atau motor bapak kost. Hehe", jawab tante.

"lha trus tar yang bawa siapa?", tanyaku.

"kamu ama kodel aja yang pake motor mbak dindon. Haha", tante menertawakan aku yang tak bisa mengendarai motor. Huh kurang ajiarr!!

"beuh gitu si tante mah. Aku mau ama tante ajah. Kita bermesraan di motor, istriku. Hahaha", aku berkelakar. Ya begitulah kami yang rada sarap ini biasa bercanda. Tapi alhamdulillah kami cewe normal yang masih doyan cowo,itu hanya becandaan kami aja.

"owh oke suamiku, aku akan memboncengmu", ucap tante dengan suara seksi nan menggoda.

"hahahaha udah ah normal woy!",seru aku diiringi paduan ketawa.

Akhirnya diputuskan Nyai dan Mbassiw lah yang akan memakai motor mbak Dindon.


Setelah sholat magrib, kamipun bersiap-siap dan mengeluarkan motor. Motor RingRing yang bernama Red dan motor Tante yang bernama Jaliteung berhasil dengan mudah di stater, tapi bagaimana dengan motor tuanya mbak Dindon??

"Blessh. . .", bunyi motor itu ketika disela.

Mbassiw yang menyela menjadi panik karena setelah berkali-kali disela dan tidak nyala, eh waktu disela sekuat tenaga malah berbunyi seperti itu. Maka kamipun berniat membatalkan rencana kami dan cari makan sekitar kost saja. Tapi setelah cukup lama berpikir, kami punya ide untuk meminjam motor bapak kost. Alhamdulillah si bapak meminjamkan motor serta helmnya.

Rintangan tetap datang, kami bingung mau makan dimana. Awalnya mau di Gejayan tapi tidak jadi dan kami terus menelusuri jalan. Motor bapak kost yang dikendarai Nyai pun sempat terpisah. Akhirnya setelah lama kami menelusuri jalan, kami menemukan nasi goreng sapi. Kamipun makan disitu.

Sehabis makan kami langsung menuju alkid alias alun-alun kidul (selatan-red). Sebelumnya kami mampir dulu di alun-alun utara untuk sekedar berfoto ria. Lalu perjalanan dilanjutkan. Sesampainya di alkid, kami tetap berfoto-foto. Tadinya mau pada coba jalan melewati beringin kembar dengan mata tertutup, tapi aku takut. Hohoho. Setelah puas foto-foto dan nikmatin keramaian disana,kamipun pulang.

Karena padatnya jalan keluar area alun-alun, motor yang dikendarai Nyai lagi-lagi terpisah (dasar nyai onggeng si lambreta mania! Hehe pizz lagi Nyai!). Akhirnya setelah dikontak, kami sepakat berpisah dari motor Nyai. Dan malangnya kami salah belok, harusnya ke kiri,tapi kami malah ke kanan dan kami tidak tahu bahwa kami salah jalan.

Dengan santainya kami tetap melaju dan terus lurus mengikuti jalan. Setelah agak jauh,kami baru tersadar bahwa kami salah jalan. Kami melaju ke arah kotagede. Sumpah kami kebingungan banget saat itu,mana jam udah menunjukkan pukul 9 malam. Tapi sebingung-bingungnya kami, kami tetap memasang muka "stay cool" dan terus mengikuti jalan sesuai perkataan hati nurani kami. Saat jalanan sepi,kami berusaha memacu kendaraan lebih cepat demi menghindari hal tidak diinginkan.

Jalan demi jalan kami susuri. Kami sadar betapa jauhnya kami kesasar. Saat melihat plang rumah makan ternyata kami ada di daerah jl.bantul (kalau ga salah. Haha). Bingung juga,awal-awal arah kotagede, tiba-tiba sudah ada di arah Imogiri. Akhirnya kami menemukan perempatan. Kiri arah Solo, kanan lupa lagi (hehe), lurus Imogiri. Dengan hati lumayan tenang,kami langsung belok kiri. Ya,ternyata itu Ringroad selatan. Dalam pikiran kami cukup susuri ringroad saja, toh itu arah Solo dan ujung-ujungnya pasti ketemu ama ringroad utara dan kostan kami memang ada di daerah sana. Kamipun kembali melaju kendaraan dengan cepat karena daerah situ sangat sepi. Melaju dan terus melaju.

Kembali kami menemukan perempatan. Lebih tenang lagi hati kami, karena arah ke kiri adalah Yogyakarta. Kami susuri terus arah itu dan sampai juga di daerah yang kami hafal. Dari situ kami benar-benar tenang. Kami langsung melaju ke arah kostan kami yaitu daerah Condong Catur. Alhamdulillah akhirnya kami sampai dengan selamat di kostan tercinta.

Sampai kostan sekitar pukul 11 lebih. Aku benar-benar tepar. Aku sudah tak peduli dengan orang-orang yang menanti kami. Segera aku ke atas, ambil air wudhu, sholat, dan tidur.

Benar-benar pengalaman yang mengesankan. Alhamdulillah Allah melindungi kami semua,khususnya kami berempat yang kesasar. Thanks God! .

0 komentar:

Posting Komentar

Posting Komentar