Kamis, 20 Agustus 2009
Di bulan Desember, final aksi menebar kebaikan digelar. Kelasku diwakili oleh timnya Erli (bukan nama sebenarnya), kelompok mereka melakukan kegiatan mengunjungi panti asuhan, memberi bantuan, dan menghibur anak-anak panti. Tadinya hari itu aku males banget ke kampus,tapi berkali-kali Achank menyuruh aku dan Kodel datang menonton final itu.

Aku,Kodel, Ucil, dan Mbassiw berangkat bareng. Mamih berangkat duluan karena kelompoknya terpilih mewakili kelasnya, dan Nyai sudah duluan karena mendukung kelasnya. Walau Ucil bukan anak Akuntansi,tapi dia juga ingin melihat kegiatan-kegiatan yang dilakukan kelompok-kelompok terpilih itu. Karena tempatnya dibagi dua, maka saat di hall depan Mbassiw memisahkan diri karena kelasnya kebagian di hall tengah, sedangkan kelasku kebagian di Aula Utara yang terletak di lantai 3. Ternyata eh ternyata pendukung kelasku yang datang cuma kami bertiga, Achank, dan Deeje. Dengan setia kawan kami menunggu giliran mereka presentasi. Lumayan dosenku berbaik hati membagi konsumsinya.

Setelah akhirnya tim Erli maju, aku bertiga segera keluar karena ingin cari makan.

"makan dimana?", tanyaku

"terserah", jawab kodel

"di tempat jauh aja sekalian yuk, sekarang kita ke shelter trans aj", kata Ucil.

"tapi dimana? Udah laper nih", seruku.

"ya dimana gitu sekalian refreshing", ucap Ucil

"udah mending sekarang cari makan sekitar sini dulu, baru tar jalan-jalan", ucapku lagi

"ya udah di mie dog dog aja, Kodel juga pengen pipis", Kodel mengusulkan. Kamipun sepakat. Sementara Kodel ke kost, aku dan Ucil ke mie dogdog. Jaraknya hanya sekitar 50m dari kostan kami.

Sehabis makan,perdebatan masalah tujuan jalan-jalan terjadi. Dari rencana ke kali urang dengan ngajak Bobo agar motornya cukup, sampai rencana ke pantai. Tapi akhirnya kami memutuskan ke Gembiraloka alias kebun binatang. Setelah sepakat, kami ke kost sejenak untuk sholat zuhur dan langsung menuju minimarket untuk membeli cemilan dan lain-lain. Setelah itu langsung ke shelter trans Jogja.

"eh, ini mbassiw sms nanya kita udah pulang apa belum,kalau belum mau bareng katanya ", kataku sambil menunjukkan sms dari Mbassiw.

"ajak aja sekalian mbassiwnya, mumpung belum datang transnya", seru Ucil.

Mbassiw yang pengen ikut juga akhirnya buru-buru menyusul kami. Tidak lama kemudian transpun datang. Gerimis menyambut kedatangan kami di kebun binatang. Setelah membayar tiket masuk Rp.10.000 (agak kaget juga,mahal amat!), kami masuk ke dalam dan menyusuri area bonbin. Kodel sangat tidak sabar ingin bertemu soulmatenya tapi kami masih belum menemukan kandang soulmatenya.

Lelah berjalan, kami istirahat sejenak sambil melihat gajah. Setelah itu kami kembali berjalan dan menemukan soulmatenya kodel yaitu Amank! . Percaya ga percaya si Amank yang tadinya diam walau digoda orang lain, tapi begitu Kodel dengan tulus ikhlas riang semangat menirukan suara Amank, si Amank langsung membalas teriakan itu sambil gelantungan. Keliatan banget dia kegirangan. Mungkin dalam hatinya ia berbicara

"oh Tuhan akhirnya kau pertemukan aku dengan bocah ini. Daritadi aku galaw tapi tak ada yang menghibur. Terimakasih Tuhan. Seandainya aku dapat hidup bersamanya,aku akan menjaganya!".

Orang-orang yang daritadi berusaha mengibur Amank tapi gagal terperangah melihat aksi Kodel seakan berkata : "ini anak emaknya kali y??Mukanya juga ga jauh beda". Si orang utan dengan tampang memelas yang ada di samping kandang Amank juga mungkin berkata "mau donk digoda, iri deh rasanya". Sedangkan aku hanya bisa bengong lalu ketawa ketiwi melihat interaksi antara Kodel dan Amank yang unik itu.

Puas menghibur Amank, kami kembali berjalan. Lelah juga dan hari sudah mulai sore. Kamipun memutuskan untuk pulang. Perjalanan ke arah pintu keluar rasanya jauuuh sekali, nanjak pula, ga kuat lagi rasanya. Sampai di luar kami beli minum dulu lalu menuju shelter. Nah di shelter, si Ucil malah ngotot-ngototan sama si mbak-mbak penjaganya. Si mbak-mbak dengan baik hati ngasih tau naek jalur 2B dan turun di terminal Condong Catur, eh si Ucil ngotot pengen tau kalau turun UPN naik jalur berapa. Padahal si mbak-mbak udah ngasih tau kalau ke UPN muternya jauh dan harus transit. Ucil tetap ngotot tapi akhirnya dia masuk juga ke shelter. Si mbakmbak wajahnya bete banget.

Saking lelahnya, si Ucil ampe ketiduran di trans. Kalau kami tega seh kami foto tu wajah eksotik dengan mulut menganga,tapi senakal-nakalnya kami,kami masih punya hati apalagi keliatan banget dari mukanya kalo dia kecapekan. Sampai di condong catur,kita turun dan ganti jalur 3B. Di jalur 3B hanya sebentar karena kami turun di RS. JIH yang letaknya memang tidak jauh-jauh amat dari condong catur. Dari JIH kami memakai taksi karena masih agak jauh kalau ke kostan kami. Sungguh perjalanan melelahkan dan mengasyikkan.

0 komentar:

Posting Komentar

Posting Komentar