Jumat, 03 Juli 2009
Fitnah, gila harta, gila hormat, kekerasan, rebutan cinta, penganiayaan, hal-hal tidak masuk akal, saling cela, pornografi dan pornoaksi merupakan hal yang sudah tidak asing lagi hampir di seluruh stasiun televisi. Baik itu dalam bentuk sinetron, kartun, ataupun acara komedi. Budaya barat seakan sudah merasuki budaya kita.Tayangan yang tidak layak ini justru banyak diminati masyarakat. Masyarakat seakan tersihir padahal tayangan seperti itu akan berdampak buruk bagi perkembangan anak yang menonton ataupun bagi orang-orang yang kurang iman karena adanya kecenderungan untuk mengikuti adegan apa yang dimainkan dalam tayangan tersebut. Lalu, apa saja dampak negatif dari tayangan tersebut?

Pertama, dampak bagi perkembangan anak. Anak yang sering menonton tayangan mengandung kekerasan akan berakibat si anak meniru adegan tersebut. Mengingat usia kanak-kanak adalah usia yang rentan untuk meniru sesuatu yang dilihat dan didengarnya. Banyak contoh kasus, salah satunya ada seorang anak yang membanting temannya karena dia meniru adegan dalam suatu acara televisi.

Contoh kedua adalah banyaknya kasus pemerkosaan yang dilakukan oleh anak di bawah umur. Hal itu terjadi akibat rasa penasaran si anak terhadap apa yang telah dilihatnya.

Contoh ketiga, kecenderungan untuk mengikuti adegan tidak layak juga banyak dilakukan oleh remaja. Remaja banyak mengikuti adegan-adegan budaya barat dalam pergaulannya baik dalam pergaulan sehari-hari ataupun dalam pergaulan dengan lawan jenisnya. Hal yang dulu tabu, sekarang dianggap biasa dan tren. Astagfirullah..

Contoh keempat, ada satu kasus seorang anak berpura-pura diculik dan meminta tebusan pada orangtuanya. Setelah ditemukan dan ditanya mengapa melakukan hal itu, dia berkata bahwa dia ingin orangtuanya memperhatikan dia dan dia meniru adegan-adegan yang sering ada di sinetron.
Dan ada pula kasus anak-anak berani melawan dan durhaka pada orangtuanya. Ckckck. .

Maka, untuk mencegah atau meminimalisasi dampak tersebut, setidaknya orangtua selalu membimbing dan mengawasi putra putrinya yang menonton televisi. Serta lebih selektif untuk memilih tontonan mana yang boleh ditonton oleh anak.

Kedua, semakin maraknya kasus KDRT dan penganiayaan. Kalau di pikir gimana tidak tambah banyak, wong saat ini banyak tayangan televisi yang isinya penganiayaan. Penganiayaan pada anak, pada istri, pembunuhan sadis. Hal ini mendorong orang-orang yang kurang iman untuk meniru adegan tersebut.
Contohnya, seorang pria membunuh istrinya karena istrinya berduaan dengan lelaki lain.
Padahal kl orang itu punya akal dan iman yang kuat, dia akan berpikir panjang bagaimana dia harus berbicara pada istrinya dan menasehati istrinya. Tapi itulah nafsu setan yang terkadang tidak dapat kita bendung.
Sungguh mengerikan sekali. Semoga Allah selalu melindungi kita dari nafsu setan. Amin.

Ketiga,saling cela yang berlebihan. Ya,untuk dampak ketiga ini mungkin kadang kurang diperhatikan. Tapi sadar atau tidak sadar, banyak sekali kata-kata tidak layak yang terlontar. Cacian atau hinaan. Walau kadang maksud hanya bercanda dan sekedar untuk membuat penonton tertawa, tapi belum tentu orang yang dibercandakan itu menerima.
Maka, hati-hatilah dalam bercanda. Berpikirlah sebelum bercanda atau menghina. Orang yg dihina bisa saja diam,tapi hati orang siapa yang tahu.

Sebenarnya masih banyak dampak-dampak negatif yang lain. Mungkin akan saya tambahkan di lain waktu. Tapi tetap saja dibalik dampak negatif,ada sisi positif atau hikmah yang bisa kita ambil sehingga tidak sepenuhnya kita menelan bulat-bulat dampak negatif dari tayangan yang tidak layak. Semoga kita bisa lebih selektif dalam memilih tayangan. Untuk kebaikan kita, keluarga, serta orang-orang sekitar kita.

*ini hanya pemikiran dan pendapat saya. Jika ada yang tidak setuju atau ingin mengkoreksi, saya terima*.

0 komentar:

Posting Komentar

Posting Komentar