Selasa, 15 September 2009

Mudik Oh Mudik

Lebaran identik dengan mudik atau pulang kampung. Orang-orang yang berada diperantauan biasanya menjelang lebaran seperti ini mulai mempersiapkan diri untuk mudik. Mereka sangat ingin bersilaturahmi dengan sanak saudaranya di kampung halaman.

Mudik dilakukan dengan berbagai cara. Ada yang pakai mobil pribadi, motor, bus, kereta api, pesawat, kapal laut, bahkan bajaj. Alat transportasi umum biasanya sudah dipenuhi para pemudik dari H-7. Harga tiketpun naik berkali-kali lipat, pesan tiketpun dilakukan dari sebulan yang lalu. Pemudik rela mengantri dan berdesak-desakkan demi berlebaran dikampung halaman.

Pemudik yang menggunakan motorpun semakin banyak. Bahkan mereka tidak mempedulikan aturan yang melarang berboncengan lebih dari 2 orang dan membawa barang berlebih. Mereka tetap saja membawa anak-anak mereka dan berboncengan sampai 4 orang. Padahal hal tersebut berbahaya, apalagi membawa anak kecil yang sangat rentan masuk angin.

Selain pengguna sepeda motor,yang menarik adalah pengguna bajaj. Bajaj yang biasa digunakan sebagai angkutan penumpang di Jakarta, kini dipakai sebagai angkutan untuk mudik. Dengan membawa anggota keluarga dan barang-barang yang ditaruh di atas, si empunya bajaj menarik bajajnya menuju tempat asalnya. Walau berdesakkan tetapi mereka tetap berantusias dan semangat.

Ya, inilah tradisi rakyat Indonesia yang tergambar setiap tahunnya. Demi berlebaran bersama sanak saudara mereka rela melakukan apapun.

0 komentar:

Posting Komentar

Posting Komentar