Kamis, 10 September 2009

*Prambanan* (jogja and psc #16)

Minggu pagi yang cerah untuk jiwa yang sepi. Kepenatan kembali melanda para penghuni kostan. Bingung tak tau apa yang mau dilakukan,akhirnya 5 bidadari memutuskan bersemedi di Prambanan.

"udah pada siap?",tanyaku. Ucil, Mbassiw, Kodel, Ringring mengangguk dengan penuh semangat.

"ok,lets go!", tambahku.

Kami berlima langsung berangkat menuju shelter, tidak lupa mampir dulu di sebuah minimarket untuk membeli perbekalan. Tidak terlalu lama kami menunggu kedatangan trans jogja. Dengan transit 2X dan memakan waktu kurang lebih 45 menit, kami sampai di shelter prambanan.

Dari shelter ke pintu masuk candi masih cukup jauh. Kami masih harus berjalan beberapa kilometer dan melewati perbatasan antara DIY dan Klaten. Walau jaraknya jauh,tapi ga begitu kerasa karena kami berjalan sambil berfoto ria dan bercanda.

Cukup lama berjalan,akhirnya kami sampai juga di pintu masuk candi. Tapi ternyata HTM candi itu Rp. 15.000, sedangkan budget kami masing-masing 20ribu dengan perkiraan HTM 10ribu. Sisanya 6ribu ongkos PP, 3ribu patungan beli makanan, itupun ada tambahan sendiri-sendiri. Sempat bimbang juga kami saat itu. Hanya terpana melihat papan yang menunjukkan HTM. Keuangan sudah menipis, ke Prambanan pun dengan sisa-sisa uang bulanan. Kami berunding sejenak di dekat pintu masuk sambil jongkok kayak anak ilang plus ngemil kue crackers yang dibeli tadi. Benar-benar kayak orang stres. Sampai-sampai kami berpikiran untuk membatalkan masuk ke Prambanan dan mencari tempat lain semisal pantai, keliling malioboro, atau kaliurang. Tapi setelah dipikir lagi, malah bertambah budgetnya kalau ke tempat-tempat tersebut. Kamipun tetap sibuk melakukan perundingan. Ga lama kami tersadar bahwa posisi kami sangat tidak nyaman,apalagi di dekat pintu masuk yang banyak orang berlalu lalang. Akhirnya kami memutuskan pindah tempat perundingan.

Di dekat jongko-jongko yang tutup kami kembali duduk dan terdiam. Suasana hening. Hanya terdengar bunyi gigitan crackers, angin, dan suara perut yang lagi dugem. Krenyes krenyes wuush dugdug kriukkruyuk...... (haha lebai!).

"gimana nih? Apa mau nambah 5 ribu aja,tapi malem kita makan mie??", Ucil memecah keheningan. Kami semua saling berpandangan. Maklum walau hanya 5ribu, tapi bagi kami sangat berarti. Dengan 5ribu kami sudah bisa makan kenyang.

"yaudalah gapapa. nanggung udah sampai sini", kata Mbassiw.

Akhirnya kami memutuskan tetap masuk ke Prambanan dengan menambah 5 ribu rupiah. Suasana yang penuh kebimbangan tadi,akhirnya pecah dan berubah jadi suasana penuh keceriaan. Di area candi (walau masih jauh menuju candinya mah) kami berpose ria, ketawa ketiwi, benar-benar lupa akan kebimbangan tadi.

Sampai di samping candi utama, kami istirahat sejenak sambil foto-foto dan menikmati suasana sekitar. Memandang orang-orang yang berlalu lalang, dari bule jepang, bule lainnya, sampai orang pribumi. Lagi asyik berfoto,eh ada bapak-bapak yang katanya dari sukabumi yang mau ikut difoto juga. (sarap ih iseng pisan, padahal ada istrinya juga). Mau ga mau ya beberapa diantara kami berpose juga ama si bapak.

Merasa istirahat sudah cukup,kami kembali berjalan mengitari candi. Menikmati dan mengagumi keindahan yang dimiliki negara ini. Saat itu langit sudah mulai mendung,tapi kami tetap tak beranjak dari area candi utama. Lagi-lagi kami duduk-duduk dan foto-foto. Cukup lama kami duduk, angin bertiup makin kencang,kamipun memutuskan untuk pulang. Baru berjalan beberapa langkah, angin yang sangat besar datang, cukup membuat kami semua takut (takut angin puting beliung), pasir-pasir berterbangan, kami berlarian mencari jalan keluar. Akhirnya kami keluar dari areal candi utama.

Tanda-tanda hujan bakal turun semakin jelas,kami mempercepat langkah kami. Jalanan yang cukup jauh membuat kaki pegal,tapi kami tetap melangkah. Sampai di gerbang, hujan pun turun,tanpa berteduh kami tetap berjalan menuju shelter. Di perjalanan kami tetap ketawa ketiwi, lagi-lagi berasa laskar pelangi yang bermain hujan.Wahahaha. Si Ucil n Kodel sampai nyeker lho!. Baju kami basah semua,tapi asyik euy,rame. Haha.

Sampai di shelter, buanyak banget orang disana. Desek-desekan pula. Kami pikir mereka sama seperti kami yang akan menaiki bus berwarna kuning-hijau itu, makanya begitu si supir siap-siap memajukan busnya, kami desak-desakan ke depan. Begitu kami duduk,eh ternyata biasa-biasa aja ga sepenuh orang-orang yang ada di shelter. Gendok,padahal udah buru-buru takut ga kebagian kursi. Orang-orang ngeliatin kami yang cuek dengan baju basah sambil rebutan sisa-sisa crackers.

Beberapa waktu kemudian,kami sampai di shelter UPN. Kami masih harus jalan beberapa kilo menuju kostan. Muka udah pada kucel, bete, capek, dan suasana diam. Sebelum sampai kostan, kami mampir membeli makanan kebangsaan anak kost,yaitu MIE INSTAN!! Haha. Sampai dikost kami semua tepar. Benar-benar lelah rasanya.

0 komentar:

Posting Komentar

Posting Komentar