Kamis, 10 September 2009
Malam minggu malam yang panjang dan mengasyikkan. Tapi terkadang juga membosankan apalagi bagi para longdistancer. Disaat orang-orang ngedate ama para peliharaannya (baca: kekasih hatinya), kami hanya terdiam di kostan.

Saat itu di malam minggu yang membosankan, dikost semua kumplit kecuali Ucil dan Lishlish. Sekitar pukul 9 malam kami kelaparan tapi malas makan nasi. Setelah berdiskusi akhirnya kami memutuskan untuk beli burjo dan makan disana. Sambil nunggu pesanan, seperti biasa kami foto-foto (minta difotoin ama tukang burjo), ngobrol-ngobrol ngalor ngidul, ketawa ketiwi cekikikan. Sambil makan pun sambil ngobrol.

Setelah menyantap burjo, kami masih betah nangkring disana. Cowo-cowo yang biasanya nangkringpun jadi ga pada nangkring (karena tempatnya dikuasai kami kali ya). Haha. Lagi asyik-asyiknya ngobrol, kami melihat juragan kost nongol-nongol kepalanya sambil melihat ke arah kami lalu masuk lagi ke dalam.

"eh,si boby (bukan nama sebenarnya) ngapain tu?", tanya Mamih.

"ngecek doank kali kalo kita masih ada disini apa ga", jawab Tante.

Kami melanjutkan obrolan dengan suasana yang ramai kayak di pasar (padahal udah malem lho). Lagi-lagi juragan kost bulak balik melihat arah kami. Tapi kami pura-pura ga liat.

"diemin aja, pura-pura ga liat",kata donkdonk.

"nyuruh pulang mungkin", kataku.

"ah santai aja masih jam segini kok", tukas tante.

Dan kami kembali melanjutkan pembicaraan kami tanpa menghiraukan juragan kost yang ketiga kalinya mondar mandir sambil melihat ke arah kami. Kami benar-benar cuek saat itu. Tapi tiba-tiba juragan kost mengunci pagar depan tanpa memberitahu kami terlebih dahulu. Wah kami cukup naik darah saat itu. Apalagi gerbang samping memang sudah dikunci,kami keluar dari gerbang depan.

"ih kok dikunci sih! Ga liat apa kita disini!", tante naik pitam. Yang lain juga sama menggerutu.

Agak kesal juga, tapi dari dalam hatiku yang terdalam aku berpikir bahwa kami juga salah. Cewe udah malam tapi masih diluar dan mungkin maksud si juragan bulak-balik juga sebagai tanda bahwa kami harus balik ke kos. Cuma caranya salah, kalau mau ya bilang saja sama kami kalau gerbang mau dikunci. Jangan maen ngunci begitu saja.

Walau gerbang sudah dikunci, tapi kami ga langsung pulang. Kami masih tetap di burjo sambil nunggu Lishlish dan Ucil pulang. Lagian di dalam ada Tiku yang sedang tertidur, kami cukup membangunkan dia saja.

Ga lama Lishlish pulang. Kamipun menyudahi acara nangkring kami. Di depan gerbang samping kami teriak-teriak manggil Tiku (ga sopan sih, tapi saat itu kami dibutakan amarah biar juragan tahu kalau kami ga bisa masuk). Tiba-tiba juragan datang dan membukakan gerbang. Cukup membuat malu dan terdiam juga. Kami langsung masuk dan ngobrol-ngobrol lagi sampai larut malam didalam.

0 komentar:

Posting Komentar

Posting Komentar